Tuesday 16 June 2015

Inilah asal usul kenapa huruf pada keyboard tidak urut abjad!

Mengapa huruf-huruf pada keyboard dibuat acak sedemikian rupa? Mengapa tidak dibuat urut berdasarkan abjad saja.
Brilio.net - Di era modern ini kamu tentunya tidak asing lagi dengan yang namanya keyboard. Apalagi bagi yang pekerjaan atau hobinya selalu menuntut harus menggunakan komputer atau laptop pasti tiap hari selalu memakai keyboard.

Tapi pernahkah terpikir di benakmu mengapa huruf-huruf pada keyboard dibuat acak sedemikian rupa? Mengapa tidak dibuat urut berdasarkan abjad saja? Dikutip brilio.net dari theguardian.com ternyata ada sejarah yang melatarbelakangi mengapa huruf keyboard dibuat tidak beraturan.

Keyboard muncul pertama kali masih dalam bentuk mesin ketik pada tahun 1868 yang ditemukan oleh Christopher Latham Sholes. Mesin ketik yang diciptakan pertama kali itu masih sangat sederhana. Masih memakai tangkai sehingga ketika ditekan tangkai tersebut akan bergerak dan akan mencetak huruf pada kertas yang sudah disediakan.

Pada saat itu Christopher menciptakannya masih urut sesuai abjad ABCD dan bukan seperti keyboard QWERTY jaman sekarang. Dengan susunan yang sesuai abjad tersebut memang hasil ketikan menjadi lebih cepat dan lebih mudah karena memang orang sudah hafal letak huruf-huruf sesuai abjad.

Namun di sinilah muncul masalah baru, mesin ketik yang masih menggunakan tangkai tersebut seringkali macet gara-gara orang dapat mengetik terlalu cepat sehingga masing-masing tangkai akan saling berhimpitan. Chistopher merasa penemuan tersebut masih membutuhkan perhatian.

sumber : brilio.net
Share:

Inflasi Berlebihan, Mata Uang Zimbabwe Tak Bernilai, Uang pun Dijual ke Turis sebagai Suvenir

HARARE - Uang dolar Zimbabwe segera hilang dari peredaran. Pemerintah setempat bakal menarik mata uang asli dan menggantinya dengan dolar Amerika. Inflasi yang berlebihan membuat mata uang Zimbabwe sama sekali tidak berharga. Bayangkan, 1 USD setara dengan ZWD 35 ribu triliun. Inflasi di Zimbabwe telah mencapai 500 miliar persen pada 2008.

Untuk membeli sepotong roti, penduduk Zimbabwe harus membawa uang satu kantong plastik besar. Karena inflasi berlebihan tersebut, harga barang juga terus melonjak dua kali lipat per hari. Karena itulah, untuk menyelesaikan masalah, bank sentral milik pemerintah bakal menarik uang nasional mereka dan menggantinya dengan USD. Penggantian dilakukan mulai minggu depan.

"Penduduk Zimbabwe punya waktu hingga September untuk menukarkan uang kertas lamanya," ujar Gubernur Bank Zimbabwe John Mangudya. Pihak bank telah menyiapkan USD 20 juta (Rp 267,04 miliar) untuk penggantian itu.

Mangudya menambahkan, pemilik tabungan di bank juga bisa datang untuk mengonversi uang nasional mereka menjadi USD. Sejak 2009, Zimbabwe memang mulai menggunakan mata uang asing untuk aktivitas jual beli sehari-hari. Namun, mata uang lokal juga masih berlaku.

Bukannya berencana menukarkan, beberapa penduduk malah berinisiatif menjual uang mereka kepada turis sebagai suvenir. (The Guardian/Bloomberg/sha/ray//jpnn)

sumber : jpnn.com
Share:

Komentar Terbaru

Powered by Blogger.