Tiga maskapai menandatangani LoI (Letter of Intent) pembelian pesawat R80 buatan mantan presiden BJ Habibie. Pesawat tersebut sudah terjual meski baru siap produksi pada 2018.
“Dari 7 maskapai yang menyatakan minat, sudah 3 yang menandatangani Letter of Intent, bahwa mereka akan membeli pesawat sebanyak 145 unit," ujar Ilham Habibie, Komisaris PT Regio Aviasi Industri (RAI), di Bandung, pada Rabu (10/9/2014) seperti dlansirnefosnews.com.
Dua dari tiga maskapai yang sudah menandatangani Lol adalah Nam Air (Grup Sriwijaya) dan Kalstar Aviation.
Ilham, yang juga anak dari BJ Habibie, meyakini, nanti akan ada lebih banyak lagi pesanan dari maskapai lain. Sebab kebutuhan pesawat sejenis R80 akan terus meningkat, menyusul gencarnya pembangunan bandara di daerah-daerah.
“Dengan kondisi bandara yang ada, sulit untuk menambah jadwal penerbangan. Maka membeli pesawat dengan kapasitas lebih besar adalah jalan ke luarnya.”
R80 merupakan pesawat generasi penerus N250. Proyek N-250 sempat dihentikan oleh International Monetary Fund (IMF) karena krisis ekonomi 1998. Setelah dimodifikasi, badannya dibuat lebih besar, maka lahirlah R80. Jika kapasitas N250 hanya 50-60 seat, R80 memiliki kapasitas yang lebih banyak, yakni 80-90 seat.
R80 masih pada tahap desain awal dan feasibility study. Setelah dua tahap tersebut selesai, barulah memasuki tahap pengembangan prototipenya. Pada 2018 pesawat ini sudah siap diproduksi dan didaftarkan sertifikat layak terbang.
Beberapa keunggulan R80 yakni lebih ekonomis, baik murah dari segi harga, biaya pemeliharaan, juga irit bahan bakar karena merupakan pesawat terbang berbaling-baling (turboprop).
Didesain untuk rute pendek dengan jarak tempuh kurang dari 600 km dan mampu diakomodasi oleh bandara dengan landasan pendek. Sangat cocok untuk negara kepulauan seperti Indonesia. Diharapkan R-80 kedepan bisa menghubungkan pulau-pulau terpencil.
R80 asli dikembangkan oleh anak-anak bangsa. Desainnya dikerjakan oleh 50 ahli, termasuk para ahli dari PT Dirgantara Indonesia. Saat memasuki tahap pengembangan dan produksi, PT RAI akan membutuhkan tambahan SDM setidaknya 500 hingga 1.000 orang. Diharapkan kelahiran R80 mampu mengangkat pamor industri dirgantara nusantara, setelah tenggelam hampir 17 tahun lebih.
Yang sangat disayangkan adalah berita larisnya pesawat R80 karya BJ Habibie yang notabene-nya buatan anak bangsa ini tidak seheboh munculnya mobil esemka Jokowi. Pemberitaan munculnya mobil esemka waktu itu menjadi tranding topic media nasional, baik cetak, online maupun televisi. Padahal jika dibanding dengan pesawat karya BJ Habibie ini sangat jauh membanggakan jika dibandingkan dengan mobil esemka Jokowi yang sampai sekarang masih kontoversi.
sumber : infolers
0 comments:
Post a Comment